Aku adalah rinjani amaliah puteri. Kuterlahir dengan tubuh
yang tak sempurna. Ku tak bisa melihat kemilaunya dunia ini. Aku berbeda dengan
orang lain terdakang aku iri dengan teman-temanku yang lebih sempurna daripada
diriku. Sejak lahir hingga sekarang ku tak tahu bagaimana wajah ibu yang sudah
mengandungku selama 9 bulan dan melahirkan aku ini serta aku ingin sekali
melihat paras wajahku ini. Aku mirip dengan siapa? Pertanyaan itu selalu
terbesit di pikiranku. Tapi apa daya aku tak bisa berbuat banyak untuk semua
ini karena Allah telah menakdirkanku begini, aku harus ikhlas dengan ketulusan
hatiku untuk menerima ini.
Pada suatu saat umurku beranjak 8 tahun, aku mulai masuk
sekolah dasar, seharusnya aku sudah kelas 2 sekolah dasar tapi karena aku tak
bisa membaca jadi aku sulit mengahafal huruf dan itu juga yang menghambatkan
aku untuk masuk ke sekolah dasar yang
dipreruntukan untuk orang-orang yang normal. Aku telah mencoba dan mencari
sekolah-sekolah yang seperti biasa tapi sampai sekarang aku tak bis amnedapatkannya.
Ku mulai lelah untuk melakukan semua ini dan tak ada sekolah normal yang
menerima aku, orang tua ku memutuskan untuk menyekolahkan aku ke sekolah luar
biasa (SLB). Sekolah Ini adalah sekolah yang khusus mengajarkan siswa yang
memiliki kekurangan dalam segala hal. Tak berpikir lama akupun mengiyakan
keputusan yang di ambil orang tua ku ini karena aku tak ingin jika orang tuaku
mengeleluarkan keringat yang banyak untukku aku. sudah cukup aku menyusahkan
mereka, aku tak tega melihatnya.
Setelah aku masuk sekolah, akupun mencari teman yang bisa
mengerti aku luar dalam tapi ternyata tidak semudah membalik tangan karena
mencari teman yang seperti dipikiranku itu sulit sekali. Perlahan-lahan tetapi
pasti akupun mulai menemukan teman yang sesuai apa yang aku inginkan tapi aku
belum terlalu yakin. Dia bernama charisa. Untuk meyakinkan hati dan pikiranku
kalau ia yang terbaik untukku aku akan melakukan sesuatu atau bisa dibilang
test, test kaya mau masuk ujian ajah ya. Hahaha tiba-tiba terlintas dipikiranku
untuk menyamar sebagai mata-mata atau detektif seperti detektif conan. Tapi aku bingung bagaimana aku memata-matai
dia kalau aku kan tak bisa melihat keluar, aahh kenapa tak menyuruh orang sajah
untuk memata-matai dia. Tapi siapa ya? Aku kan belum kenal orang apalagi
yang bisa aku percayai. Kuketuk-ketukan Jari telunjuk ini dibibir manisku ini. Bukan
hanya otak sajah yang berpikir tetapi jari telunjukpun ikut berpikir untuk
mencari ide sapa yang akan jadi detektif. Beberapa saat kemudian bunyi suara dari
otakku ini Tringgg idepun muncul . kenapa gk charisa ajah yang jadi
detektifnya, gk kepikiran banget. Haha aku suruh dia ajah mata-matai ridho yang
jelas-jelas tetanggaku. Aku tau sifat ridho banget jadi kalau gitukan charisa tak bisa menegluarkan bisanya
jadi aku bisa tau bagaimana sikap charisa sesungguhnya?apakah dia jujur atau
sebaliknya.
Detik bergati menit, menit berganti jam, dan jam berganti
hari akhirnya charisa selesai melaksanakan tugas yang di berikan aku kepadanya.
Dia pun mengasih sebuah kertas putih yang didalamnya terdapat sebuah
goresan-goresan tinta tentang sifatnya ridho. Penasaran dengan isi kertas itu
kau pun buru-buru membuka surat itu dan memulai membacanya. Tak berapa lama
akupun selesai membaca isi itu dan akupun terkejut tenyata charisa tidak
berbohong, dia mengerjakannya dengan jujur tanpa ada yang direkayasa seperti
lagu dangdut. Hahhaa hati ini pun percaya bahwa charisa adalah teman yang cocok
untuk menemani hari-hariku di sekolah ini. Akhirnya aku mengajak charisa untuk
menjadi sahabatku dan iapun setuju dengan tawaranku itu. Oh senangnya aku bisa
memiliki teman yang sesuai dengan hati dan pikirannku ini.
Diri ini semakin percaya diri untuk menjalani hidup ini
karena ku telah menemukan teman sekaligus sahabat yang baiik, enath itu hatinya
ataupun fisiknya. Dia tak pernah memandang seseorang dari fisiknya karena
menurut dia orang yang memilki fisik yang baik hati belum tentu memiliki hati
yang baik dan sebaliknya. Dia tak pernah mengejek kekurangan yang ada didalam
diriku ini malahan dia memberikan semangat dan memotivasi aku untuk tidak lemah
dan menyerah dlam mengahadapi dunia ini. Dari situlah semangatku mulai berkobar
kembali seperti si jago merah melahap rumah.
Ketika aku dan sahabatku charisa berjalan melewati
koridor-koridor kelas menuju kantin, tiba-tiba terlintas ditelingalu sebuah
kalimat yang tak pernah kuduga. Awalnya ku tak sadar dengan semua perkataan
itu, “ah itu hanya imajinasiku sajah”. Akupun terus melanjutkan perjalanan ini
. semakin ku langkahkan kaki ini suara itu semakin terdengar dengan keras dan
jelas. Akupun bertanya pada sahabatku.” Kau mendengar suara itu tidak”. “ kata
yang mana? Aku tak mendengarnya? Kau bermimpi kalai orang gk ada orang disini”.
Ujar charisa dengan sedikit berbohong. Dia tak ingin buat aku sedih dan
meneteskan air mata bila ku mengetahui yang sebenarnya. Dalam hati kecilku”
masa iya gk ada orang, padahal suara itu bener-bener nyata dan tak mungkin
imajinasiku”. Ya sudahlah akupun melupakan semua itu.
Sesampainya wangi-wangian makan sudah mulai terciup di
hidungku. Akupun menarik-narik tangan charisa untuk segera duduk dan memesan
suatu makanan. Cacing-cacing diperutku semakin berbunyi dan sudah tak tahan
untuk melahap semuanya.”charisa, aku ingin mesen baso dong, tapi jngan kasih
sambal”. Ujar aku sambil memegang perut.” Wah kamu keliatannya sudah kelaparan
ya? Sampe perutnya dipegang terus” jwab charisa. Akupun hanya tertawa kecil :D
Beberapa menit kemudian pesenan kita berdua dating dan tak
basa basi akupun langsung melahap baso ini, saking laparnya dan terburu-buru
akupun tersendat(terselak). Pada saat aku sedang menikmati buletnya baso ini
tiba-tiba terdengar bunyi langkah sepatu yang mengarah kea rah tempat dudukku. Aku
sedang menikmati enaknya makanan ini langsung terdiam dan kebingungan.” Siapa yang
kesini neng? Ujarku sambil kebingungan. “ hmm, itu golongan orang-orang eksis
di sekolah ini”.jawab charisa dengan nada ketakutan.
Suara langkah itupun sudah tidak terdengar kembali, “apakah
mereka sudah dating” (dalam hati). Dan ternyata mereka dating-datang ke
tempatku dengan mendobrak meja ini tanpa ada ragu. Aku pun langsung
terkaget-kaget mendengar suara itu. Tanpa tersadar kepalaku basah dan rasanya
panas. “ kau lakukan apa sama temanku? Dengn nada membela”ujar charisa. “kau
tak melihat aku sedang bermain-main dengan anak buta ini karena orang yang buta
harus di beri pelajaran”ucap ketua gengnya. “ emangnya salah aku apa?aku memang
orang buta tapi tak sepantasnya kau melakukan ini kpadaku?”ujarku” yak au tak
pantas ada disekolah elit ini harus kau ada di slb biar sama dengan
teman-temanmu” ujarnya. Akupun langsung berlari entah mau kemana. Karena hatiku
terasa perih mendengar semua kata-kata yang terucap tadi.
Bel pulang pun terdengar dan ku mulai beranjak dari kuris
dudukku,. Ku berlari kearah yang tak pernah aku tahui. Tetapi pada saat dijalan
aku menabrak seseorang yang tak tahu itu siapa. akupun langsung meminta maaf
kepadanya. “maaf maaf aku tak sengaja”. “ oh ya tak apa-apa aku mngerti kok”
ujarnya
bersambung.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar