Minggu, 04 November 2012

Tetes Mutiara


Aku adalah rinjani amaliah puteri. Kuterlahir dengan tubuh yang tak sempurna. Ku tak bisa melihat kemilaunya dunia ini. Aku berbeda dengan orang lain terdakang aku iri dengan teman-temanku yang lebih sempurna daripada diriku. Sejak lahir hingga sekarang ku tak tahu bagaimana wajah ibu yang sudah mengandungku selama 9 bulan dan melahirkan aku ini serta aku ingin sekali melihat paras wajahku ini. Aku mirip dengan siapa? Pertanyaan itu selalu terbesit di pikiranku. Tapi apa daya aku tak bisa berbuat banyak untuk semua ini karena Allah telah menakdirkanku begini, aku harus ikhlas dengan ketulusan hatiku untuk menerima ini.
Pada suatu saat umurku beranjak 8 tahun, aku mulai masuk sekolah dasar, seharusnya aku sudah kelas 2 sekolah dasar tapi karena aku tak bisa membaca jadi aku sulit mengahafal huruf dan itu juga yang menghambatkan aku  untuk masuk ke sekolah dasar yang dipreruntukan untuk orang-orang yang normal. Aku telah mencoba dan mencari sekolah-sekolah yang seperti biasa tapi sampai sekarang aku tak bis amnedapatkannya. Ku mulai lelah untuk melakukan semua ini dan tak ada sekolah normal yang menerima aku, orang tua ku memutuskan untuk menyekolahkan aku ke sekolah luar biasa (SLB). Sekolah Ini adalah sekolah yang khusus mengajarkan siswa yang memiliki kekurangan dalam segala hal. Tak berpikir lama akupun mengiyakan keputusan yang di ambil orang tua ku ini karena aku tak ingin jika orang tuaku mengeleluarkan keringat yang banyak untukku aku. sudah cukup aku menyusahkan mereka, aku tak tega melihatnya.
Setelah aku masuk sekolah, akupun mencari teman yang bisa mengerti aku luar dalam tapi ternyata tidak semudah membalik tangan karena mencari teman yang seperti dipikiranku itu sulit sekali. Perlahan-lahan tetapi pasti akupun mulai menemukan teman yang sesuai apa yang aku inginkan tapi aku belum terlalu yakin. Dia bernama charisa. Untuk meyakinkan hati dan pikiranku kalau ia yang terbaik untukku aku akan melakukan sesuatu atau bisa dibilang test, test kaya mau masuk ujian ajah ya. Hahaha tiba-tiba terlintas dipikiranku untuk menyamar sebagai mata-mata atau detektif seperti detektif conan.  Tapi aku bingung bagaimana aku memata-matai dia kalau aku kan tak bisa melihat keluar, aahh kenapa tak menyuruh orang sajah untuk memata-matai dia. Tapi siapa ya? Aku kan belum kenal orang apalagi yang  bisa aku percayai. Kuketuk-ketukan  Jari telunjuk ini dibibir manisku ini. Bukan hanya otak sajah yang berpikir tetapi jari telunjukpun ikut berpikir untuk mencari ide sapa yang akan jadi detektif. Beberapa saat kemudian bunyi suara dari otakku ini Tringgg idepun muncul . kenapa gk charisa ajah yang jadi detektifnya, gk kepikiran banget. Haha aku suruh dia ajah mata-matai ridho yang jelas-jelas tetanggaku. Aku tau sifat ridho banget jadi  kalau gitukan charisa tak bisa menegluarkan bisanya jadi aku bisa tau bagaimana sikap charisa sesungguhnya?apakah dia jujur atau sebaliknya.
Detik bergati menit, menit berganti jam, dan jam berganti hari akhirnya charisa selesai melaksanakan tugas yang di berikan aku kepadanya. Dia pun mengasih sebuah kertas putih yang didalamnya terdapat sebuah goresan-goresan tinta tentang sifatnya ridho. Penasaran dengan isi kertas itu kau pun buru-buru membuka surat itu dan memulai membacanya. Tak berapa lama akupun selesai membaca isi itu dan akupun terkejut tenyata charisa tidak berbohong, dia mengerjakannya dengan jujur tanpa ada yang direkayasa seperti lagu dangdut. Hahhaa hati ini pun percaya bahwa charisa adalah teman yang cocok untuk menemani hari-hariku di sekolah ini. Akhirnya aku mengajak charisa untuk menjadi sahabatku dan iapun setuju dengan tawaranku itu. Oh senangnya aku bisa memiliki teman yang sesuai dengan hati dan pikirannku ini.
Diri ini semakin percaya diri untuk menjalani hidup ini karena ku telah menemukan teman sekaligus sahabat yang baiik, enath itu hatinya ataupun fisiknya. Dia tak pernah memandang seseorang dari fisiknya karena menurut dia orang yang memilki fisik yang baik hati belum tentu memiliki hati yang baik dan sebaliknya. Dia tak pernah mengejek kekurangan yang ada didalam diriku ini malahan dia memberikan semangat dan memotivasi aku untuk tidak lemah dan menyerah dlam mengahadapi dunia ini. Dari situlah semangatku mulai berkobar kembali seperti si jago merah melahap rumah.
Ketika aku dan sahabatku charisa berjalan melewati koridor-koridor kelas menuju kantin, tiba-tiba terlintas ditelingalu sebuah kalimat yang tak pernah kuduga. Awalnya ku tak sadar dengan semua perkataan itu, “ah itu hanya imajinasiku sajah”. Akupun terus melanjutkan perjalanan ini . semakin ku langkahkan kaki ini suara itu semakin terdengar dengan keras dan jelas. Akupun bertanya pada sahabatku.” Kau mendengar suara itu tidak”. “ kata yang mana? Aku tak mendengarnya? Kau bermimpi kalai orang gk ada orang disini”. Ujar charisa dengan sedikit berbohong. Dia tak ingin buat aku sedih dan meneteskan air mata bila ku mengetahui yang sebenarnya. Dalam hati kecilku” masa iya gk ada orang, padahal suara itu bener-bener nyata dan tak mungkin imajinasiku”. Ya sudahlah akupun melupakan semua itu.
Sesampainya wangi-wangian makan sudah mulai terciup di hidungku. Akupun menarik-narik tangan charisa untuk segera duduk dan memesan suatu makanan. Cacing-cacing diperutku semakin berbunyi dan sudah tak tahan untuk melahap semuanya.”charisa, aku ingin mesen baso dong, tapi jngan kasih sambal”. Ujar aku sambil memegang perut.” Wah kamu keliatannya sudah kelaparan ya? Sampe perutnya dipegang terus” jwab charisa. Akupun hanya tertawa kecil :D
Beberapa menit kemudian pesenan kita berdua dating dan tak basa basi akupun langsung melahap baso ini, saking laparnya dan terburu-buru akupun tersendat(terselak). Pada saat aku sedang menikmati buletnya baso ini tiba-tiba terdengar bunyi langkah sepatu yang mengarah kea rah tempat dudukku. Aku sedang menikmati enaknya makanan ini langsung terdiam dan kebingungan.” Siapa yang kesini neng? Ujarku sambil kebingungan. “ hmm, itu golongan orang-orang eksis di sekolah ini”.jawab charisa dengan nada ketakutan.
Suara langkah itupun sudah tidak terdengar kembali, “apakah mereka sudah dating” (dalam hati). Dan ternyata mereka dating-datang ke tempatku dengan mendobrak meja ini tanpa ada ragu. Aku pun langsung terkaget-kaget mendengar suara itu. Tanpa tersadar kepalaku basah dan rasanya panas. “ kau lakukan apa sama temanku? Dengn nada membela”ujar charisa. “kau tak melihat aku sedang bermain-main dengan anak buta ini karena orang yang buta harus di beri pelajaran”ucap ketua gengnya. “ emangnya salah aku apa?aku memang orang buta tapi tak sepantasnya kau melakukan ini kpadaku?”ujarku” yak au tak pantas ada disekolah elit ini harus kau ada di slb biar sama dengan teman-temanmu” ujarnya. Akupun langsung berlari entah mau kemana. Karena hatiku terasa perih mendengar semua kata-kata yang terucap tadi.
Bel pulang pun terdengar dan ku mulai beranjak dari kuris dudukku,. Ku berlari kearah yang tak pernah aku tahui. Tetapi pada saat dijalan aku menabrak seseorang yang tak tahu itu siapa. akupun langsung meminta maaf kepadanya. “maaf maaf aku tak sengaja”. “ oh ya tak apa-apa aku mngerti kok” ujarnya

bersambung.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar