Sabtu, 04 Februari 2012

Cita-citaku terhalang tembok cina

Di negeri ini banyak orang yang tak sekolah karena mereka tidak sanggup untuk membayar semua keperluan sekolah mulai dari baju hingga alat tulis. Bagi mereka itu hanya buang-buang uang untuk makan sajah susah apalagi beli perlengkapan yang gk penting seperti itu. Tapi sebaliknya dengan orang yang mampu mereka dengan enaknya menghamburkan uang untuk membeli hal yang gk penting itu menurut tina dan kawan-kawannya yang seorang pengaman jalanan. Tina adalah bocah berumur 8tahun yang sudah mengerti kerasnya hidup ini karena di usia yang amat belia dia sudah bekerja dengan mengorbankan segala kewajibannyanya seperti anak yang lainnya yaitu bermain. Dia tak memikirkan dengan semua itu karena yang terpenting dalam dirinya adalah dia dan keluargannya bisa hidup layak dan tidak kekurangan meskipun ia harus begini. detik demi detik ia lewati untuk mengamen di pinggir jalan. dia tak mengeluh dengan semua keadaan ini karena dia melakukan semua ini adalah keinginan dia sendiri meskipun dia harus panas-panasan dengan asap hitam yang lebat sekali.
         suatu hari pada saat tina sedang mengamen ada seorang anak yang menghampiri tina, mungkin orang itu bisa dibilang orang yang kaya raya karena ia mempunyai mobil, baju yang di pakainnya itu terlihat wow dibandingkan dengan baju tina yang dekil dan yan sudah bolong-bolong. Entah untuk apa orang itu mengahampiri tina. tina deg-degan karena ia takut diece oleh orang seperti itu karena tina sering terjadi padanya. semua pikiran tina semakin gk karuan dan penasaran dengan orang itu. Ternyata orang itu hanya ingin membagikan makanan dan baju seragam untuknya. ternyata semua yang dipikirkannya tadi itu salah semua. hatinya mulai lega dan dia sangat seneng dengan semua ini dan bilang terimakasih kepada orang itu. akhirnya orang itupun pergi dengan mobil bagusnya. dia mulai bingung dengan baju yang dikasih orang itu kepadanya karena ia berpikir buat apa baju itu karena ia tak sekolah. ia melanjutkan kerja dengan pikiran yang bingung. aduh bajunya mau diapakan? itulah kata2 yang terngiang dipikirannya kalau di jual kasihan karena pemberian orang dan kalau di pake gk mungkin bngt dan akhirnya dia memutuskan untuk menyimpan baju itu sampai dia sekolah entah sampai kapan menyimpannya. 
     dari peristiwa itu muncul keinginan tina untuk merasakan bagaimna rasanya mengenyam bangku sekolahan tapi dia bngung bagaimna dengan biaya]nya karena ia orang yg tak memiliki banyak uang, ia hanya seorang pengamen dan ibunya sakit-sakitan sedangkan bapanya sudah pergi tanpa ada kabar. tapi dia bertekad dalam dirinya dia akan mencari uang untuk biaya sekolah dan ia ingin menjadi seorang dokter supaya bias mengobati ibunya yang sakit-sakitan. dengan tekad itu tina mencari tambahan pekerjaan supaya ia bisa sekolah. dia mengelilingin kota untuk mencari pekerjaan yang cocok untuknya selain mengamen. satu demi satu ruko di hampirinya tapi tak ada yg mau nerimanya kerena menurut penjaga toko itina terlalu kecil dan bakal tak sanggup menjalani semua pekerjaannya nanti. dengan muka kecewa ditambah cucuran keringat yang menetes di pipinya tapi tidak menyurutkan tekad tina untuk mencari kerja agar dia bisa menuntut ilmu dan menjadi pahlawan bagi orang yang sakit.
 waktupun tak pernah berhenti seperti tekad tina yang takkan berhenti meskipun sepanjang tembok cina rintangannya tina akan lewati semua itu. dan pada akhirnya TUHAN mengirimkan sebuah jawaban dari semua usaha dan doanya karena orang kaya yang dulu muncul kembali menawarkan tina sebagai anaknya dan tina pun tercengang dengan perkataan orang kaya itu tanpa basa basi lagi tina pun menerimanya dan tina bilang pada ibundanya tentang semua ini. ibunya percaya gk percaya dengan semua ini tapi dia menyetujuinnya. orang kaya itu menemui ibunya dan meminta ijin kalau dia ingin mengadopsi anaknya. dengan muka yang terkaget-kaget yang ingin mnegadopsi tin adalah bapa kandungnya tina.